oleh

FGD Kakao Lestari, Indah: Lingkungan dan Masyarakat Terdepan

Luwu Utara — IPB University bersama TEEBAgrifood Indonesia dan Bappenas menggelar Focus Group Discussion di Aula La Galigo Kantor Bupati Kabupaten Luwu Utara, Selasa (8/2/2022).

Ketua TEEBAgrifood Indonesia sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Prof. Nunung Nuryantono mengatakan pihaknya memilih Luwu Utara untuk program ini karena melihat kegiatan ekonomi di Luwu Utara yang bisa berkembang lebih pesat.

“Ketika Luwu Utara memanfaatkan berbagai potensi SDA dalam hal ini pertanian, kehutanan dan perikanan yang menjadi sumber penggerak ekonomi. Untuk itu kami memilih Luwu Utara dengan maksud dan tujuan yang memiliki dampak jangka panjang tidak hanya satu atau dua tahun mengingat kelangsungan suatu aktivitas suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor,” kata Prof. Nunung.

Dari FGD tersebut, Prof.Nunung berharap bisa mendapat masukan terkait pengembangan potensi ekonomi yang memiliki manfaat jangka panjang sehingga masy akan terus menikmati potensi dan hal yang akan dikembangan di Luwu Utara.

“Kami berharap apa yang kami kerjakan bisa memberi contoh bagi kabupaten lain di Indonesia bagaimana Luwu Utara tetap mempertahankan SDA seiring dengan apa yang disampaikan ibu bupati bahwa kakao lestari, sagu abadi, dan pangan berkelanjutan. Saya kira ini hal sangat penting, meskipun pintu masuk kami diawali dengan komoditas kakao,” terangnya.

Bicara komoditas, Ia mengatakan tidak cukup hanya bicara satu aspek saja tapi juga termasuk bagaimana potensi wilayah, SDM, lingkungan, dan sebagainya.

“Kami melihat secara sekilas, baru pertama kali kesini tapi sudah jatuh cinta dengan Luwu Utara terutama kuliner, keindahan, dan keramahan warganya. Ini juga suatu kehormatan bahwa kedatangan kami disambut langsung ibu bupati. Untuk itu selama ibu bupati menginjinkan kami datang, maka kami akan selalu datang sebab ekosistem yang baik adalah ekosistem yang berkelanjutan dan memberikan harapan-harapan jangka panjang. Luwu Utara ini meskipun dilanda musibah tapi recoverynya cepat dan menumbuhkan optimisme,” jelas Prof.Nunung.

Menyambut hal itu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengatakan kehadiran Perguruan Tinggi menjadi sangat penting dalam melengkapi semua upaya yang telah dilakukan Pemda dalam mewujudkan kakao lestari.

“PDRB Kabupaten Luwu Utara masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 47,02%. Dari 47,02% tersebut, 22% disumbang subsektor perkebunan termasuk kakao. Sehingga kita berharap sumbangsih tersebut tidak hanya besar di angka-angka saja tapi berdampak pada kesejahteraan petani dan terjaganya lingkungan,” kata Indah.

Pemda, lanjut Indah juga  berkomitmen menempatkan masyarakat dan lingkungan pada posisi yang terdepan.

“Jadi bukan hanya untuk kesejahteraan semata tapi dilakukan pendekatan dengan kondisi alam dan kultur sehingga mereka tidak merasa asing. Masyarakat disini bukan hanya jadi pembelajar tapi juga jadi guru sebagai pelaku di lapangan, seperti apa praktik budidaya kakao. Sehingga nantinya akan memperkaya hasil penelitian yang didapatkan,” ucap bupati perempuan pertama di Sulsel ini.

Indah berharap dengan adanya FGD tersebut dapat mentransformasi praktik kakao dalam menjawab kebutuhan di masa depan sebab tantangannya tidak hanya dalam hal produksi tapi juga kompleksitas pemasaran, memenuhi permintaan pasar global serta pelibatan petani  ke dalam rantai nilai berkelanjutan dan kemitraan bisnis.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak termasuk INEP, Bappenas, dan IPB University yang telah mendukung kami dalam mewujudkan kakao lestari yang menjadi salah satu komoditas kebanggaan kami,” tutur Indah. (*)

Komentar