Bupati yang tak malu disebut anak petani ini berbicara terkait Mitigasi Pangan Menghadapi Bencana Hidrologis: Ketersediaan Stok Pangan dan Perlindungan Petani di Sulawesi.
“Ada enam yang dilakukan Pemda dalam hal mitigasi pangan diantaranya penguatan sistem perencanaan dan peringatan dini, penguatan sarana dan prasarana, kerjasama antar daerah, asuransi pertanian, bantuan benih, juga dukungan dan kesadaran masyarakat,” sebut Indah.
Terkait penguatan sistem perencanaan, Indah mengatakan pemda bersama ATR/BPN telah menyusun dokumen kawasan agropolitan, termasuk kawasan rawan bencana dan rangan pangan.
“Kami juga sedang mendorong digital farming, bagaimana petani dilatih untuk memanfaatkan dan beradaptasi dengan teknologi. Sekolah lapang iklim juga telah dilakukan agar petani bisa membaca data iklim dan mendeteksi risiko-risiko yang mungkin terjadi. Sebab kita harus membangun kesadaran masyarakat / petani kita bahwa bencana adalah keniscayaan. Untuk itu perlu mempersiapkan diri ketika terjadi bencana termasuk dalam ketersediaan pangan. Terpenting membangun resilience/ketangguhan,” terang Mantan Dosen Universitas Indonesia ini.
Dari webinar yang juga dihadiri Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI, Dr. Suwandi sebagai keynote speaker, Indah menegaskan pada prinsipnya ada keinginan kuat dari semua pemangku kepentingan untuk memperkuat mitigasi khususnya dalam rangka ketersediaan pangan.
“Kita perlu menyadarkan kepada masyarakat bahwa dunia tidak sedang baik-baik saja. Bencana bisa datang kapan saja, untuk itu perlu didorong literasi dengan terus-menerus mengedukasi membangun ketangguhan/ kemandirian masyarakat dalam menghadapi bencana baik itu pra bencana, saat bencana, dan pascabencana. Kita juga tentu berharap terbangun kolaborasi pentahelix, mulai dari pemda, perguruan tinggi, dunia usaha, media, hingga masyarakat itu sendiri,” harap Indah yang terhubung via zoom dari ruang kerjanya. (*)
Komentar