29 November 2024
oleh

Pemda Luwu Utara, FFI, dan BBKSDA Sulsel Bahas Pelestarian Ekosistem Hutan Pegunungan Quarles

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut dibuka secara langsung oleh Bupati Luwu Utara, Selasa (15/11/2022) di Aula Lagaligo Kantor Bupati Luwu Utara.

Kepala Bappelitbangda Luwu Utara, Aluddin Sukri dalam laporannya menuturkan kegiatan ini merupakan upaya kolaborasi lintas sektor oleh Fauna & Flora International bersama BBKSDA Sulsel dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan beserta Pemerintah Kabupaten Luwu Utara untuk pelestarian ekosistem hutan pegunungan quarles wilayah administrasi Kabupaten Luwu Utara.

“Sebagaimana yang diketahui bersama, kekayaan sumber daya alam, potensi jasa ekosistem dan keanekaragaman hayati serta nilai-nilai kebudayaan, terhampar di sekitar hutan pegunungan yang persis bersebelahan dengan Kawasan Taman Nasional Gandang Dewata, Provinsi Sulawesi Barat,” katanya.

“Oleh sebab itu, atas dasar kebersamaan demi keberlanjutan dari kekayaan potensi tersebutlah yang kemudian menjadi titik awal terjalinnya komunikasi yang dialogis khususnya antara FFI dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara hingga saat ini,” terangnya.

Ia membeberkan, dari seluruh temuan jenis flora dan fauna untuk 4 kelompok taksa, diketahui terdapat sejumlah spesies penting berdasarkan jenis endemik, jenis yang masuk kriteria International Union for Conservation of Nature (IUCN) serta spesies dilindungi berdasarkan Permen Jenis Satwa dan Tumbuhan Dilindungi P.106 tahun 2018 hingga jenis yang masuk kriteria Convention International Trade in Endangered Species (CITES), yakni 4 jenis flora penting, 13 jenis mamalia penting, 28 jenis burung penting serta 13 jenis herpetofauna penting.

Sementara itu Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut.

“Pertama kami mengucapkan terima kasih dan juga penghargaan atas kepedulian menghadirkan program kepedulian terhadap flora dan fauna yang hampir punah,” kata bupati.

“Tentu ini menjadi sangat penting kita lakukan. Dengan skema rancang bangun kita tentu menginginkan adanya keaktifan semua pihak untuk merancang bersama upaya pelestarian Flora dan fauna,” pungkas Bupati perempuan pertama di Sulsel ini.

Indah menambahkan, seperti yang kita ketahui bersama bahwa masalah lingkungan terjadi akibat dari ulah dari tangan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam.

“Ketidaktahuan dan kesalahan dalam pengelolaan dan penggunaan sumber daya akhirnya merusak ekosistem hutan dan juga menyebabkan beberapa spesies endemik kehilangan habitat aslinya menyebabkan punahnya satu kehidupan, yang sangat merugikan generasi mendatang,” ungkapnya.

Dari hasil observasi di lapangan terdapat beberapa jenis Flora dan Fauna yang ada di Kabupaten Luwu Utara yang dilaporkan keberadaannya namun sudah jarang dijumpai.

Diantaranya adalah Lasa, Aeropi, Palli, Anoa, Burung Rangkong dan Kakak Tua Putih. Harapannya kita dapat mengambil peran dalam pelestariannya. Kasihan kedepan regenerasi kita hanya akan mengenal flora dan fauna tersebut hanya melalui gambar ataupun mainan mereka,” tutupnya.

Komentar