SETELAH di daulat memberikan orasi politik dalam acara pengukuhan tim pemenangan Budiman Akbar Kecamatan Nuha beberapa hari yang lalu, Calon Wakil Bupati, Akbar Andi Leluasa secara spontan melontarkan kalimat yang membuat hadirin terperangah sekaligus kagum.
“Tugas saya sebagai wakilnya Pak Budiman adalah banyak bekerja bukan banyak bicara,”.
Seperti itulah kira-kira makna yang ingin diungkapkan Akbar didepan ribuan simpatisannya. Ungkapan ini bisa menggambarkan karakternya yang sederhana dan “tahu diri”.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Bupati dan Wakil Bupati butuh keharmonisan di antara keduanya. Keharmonisan tersebut sering rusak karena salah satunya salah memposisikan diri, salah satunya bertindak melampaui kewajaran dan kepatutan.
Sepertinya Akbar ingin meyampaikan bahwa pemahamannya tentang posisinya sebagai wakil bupati telah tuntas, pantang melampaui kepantasan dan kepatutan apalagi “melawan” pimpinannya.
Filsuf terkenal sekelas Aristoteles (384–322 SM) mengungkapkan bahwa Kesadaran diri adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan.
“Aristoteles menekankan pentingnya mengenal diri sendiri untuk mencapai kebijaksanaan dan kesederhanaan dalam hidup. Manusia Bugis pun mengenal Falsafah Naisseng Alena, Taro Pasoro Gau’na yang berarti manusia yang memiliki derajat tinggi adalah karena tahu diri dan bertanggung jawab penuh terhadap prilakunya.
Kesederhanaan, tanggung jawab, dan sikap tahu diri ini tentu tidak mudah diterapkan oleh seorang pemimpin. Ujian kekuasaan seperti candu yang selalu membuat tenggorokan kering kehausan.
Tidak banyak yang lulus pada ujian ini. Hanya pemimpin yang memiliki “hati yang jernih” yang mampu melewatinya.
Leluhur dan orang pintarnya Luwu, To Ciung MaccaE Ri Luwu mensyaratkan “Ati Macinnong” atau hati yang jernih sebagai hal wajib yang dimiliki oleh pemimpin dan menjadi gambaran kualitas pemimpin yang akan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya.
Akbar Andi Leluasa pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (DPP AMPI) sampai tahun 2022. Salah satu organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia.
Posisi sekretaris jenderal bukanlah jabatan sembarangan, bukan pula orang sembarangan yang bisa menempati posisi tersebut. Akbar juga pernah menjadi Direktur Eksekutif Badan Saksi Nasional DPP Partai Golkar (BSNPG) medio tahun 2019-2020.
Saat itu Pemilihan Umum (Pemilu) berlangsung, bisa dibayangkan betapa strategis posisi itu dengan cakupan tanggung jawabnya di 800 ribu lebih TPS di seluruh Indonesia.
Deretan pengalaman organisasi politik dan profesi pada tingkat nasional pernah dilakoni oleh Akbar sehingga diberbagai kesempatan, Bupati Budiman (sekarang sebagai calon Bupati) sering memuji wakilnya itu sebagai Pemain Timnas yang kompetitif tapi rendah hati, sopan santun, dan tidak melampaui batas. (*)
(Ditulis oleh Juru Bicara Paslon Budiman-Akbar, Ibriyansah Irawan, 1 Oktober 2024).
Komentar