MASAMBA — Laporan sementara Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, sebanyak 21 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara, Senin 13 Juni 2020 lalu.
Data tersebut bersumber dari Basarnas per Rabu 15 Juni 2020.
Hingga saat ini tim SAR gabungan masih mencari korban yang hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, ada enam Kecamatan terdampak banjir bandang Kabupaten Luwu Utara yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.
“Lebih dari seribu lima ratus warga berhasil diselamatkan oleh petugas di lapangan, sedangkan korban luka telah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan laporan BPBD setempat pasca banjir sebanyak 156 KK atau 655 jiwa mengungsi dan 4.202 KK atau 15.994 jiwa terdampak.
Sedangkan kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur.
Tak hanya itu, dilaporkan juga 1 Kantor koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 m, jembatan antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 meter.
BPBD Kabupaten Luwu Utara dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan pencarian korban, kaji cepat kebutuhan, penanganan penyintas dan operasional pos komando.
Di samping itu, alat berat berupa 4 unit eksavator dikerahkan untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba, dan 6 unit di Kecamatan Baebunta.
Kondisi terkini, PLN masih melakukan perbaikan jaringan listrik Rabu 15 Juni sejak pagi.
Selain itu, jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak. Personel di lapangan harus memutar sejauh 10 km dalam mengakses lokasi terdampak.
Kebutuhan mendesak berdasarkan kaji cepat awal berupa air bersih, obat-obatan dan makanan siap saji.
Menurut BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari terakhir.
Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkong dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.
BNPB masih mengumpulkan data-data lapangan untuk menganalisis pemicu terjadinya banjir bandang tersebut.
Terkait dengan kondisi pandemi saat ini, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah dengan kategori risiko rendah atau berada pada zona kuning.
BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk waspada dan cermat dalam prosedur penanganan warga terdampak pascabanjir, khususnya di tengah pandemi COVID-19. (Vina/azk)
Komentar