oleh

BPBD Lutim Bersama Basarnas Gelar Edukasi dan Simulasi Migitasi Bencana Bagi Pelajar

Luwu Timur — Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerjasama Basarnas menggelar edukasi dan simulasi migitasi bencana bagi siswa SDIT Insan Rabbani Malili, Selasa (18/01/2022).

Simulasi tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa SDIT bahwa Lutim merupakan daerah rawan bencana alam terutama gempa bumi.

Komandan Pos Basarnas Kabupaten Lutim, Laode Muhammad Bohari menyampaikan, simulasi tersebut dilakukan untuk mengajarkan kepada para guru dan siswa SDIT tentang bagaimana cara menyelamatkan diri jika terjadi gempa.

“Kita mengajarkan kepada siswanya cara menyelamatkan diri keluar dari kelas, kemudian menuju ke titik kumpul yang lebih aman,” tandasnya.

Laode membeberkan, sampai saat ini tercatat sudah dua sekolah yang telah diberikan edukasi dan simulasi migitasi bencana gempa yakni SDN 221 Malili dan SDIT Insan Rabbani.

Menurut Laode Bohari, Anak sekolah dasar merupakan sasaran utama BPBD bersama Basarnas untuk diberikan edukasi dan simulasi migitasi bencana gempa, pasalnya, daya tangkap siswa SD lebih cepat dibandingkan SMP.

“Siswa SD ini paling rentan, apalagi guru-guru tidak tahu bagaimana mengeluarkan siswa, terutama dalam menangani apabila terjadi gempa,” imbuhnya.

Sementara itu, Koordinator Kemuridan SDIT, Dian sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, BPBD dan Basarnas betul-betul mengedukasi anak-anak muridnya, terutama kami sebagai pendidik bagaimana bersikap jika terjadi gempa bumi.

“Apalagi kami sekolah yang lumayan siswanya sekitar 500, jadi bagaimana mengkoordinir pada saat gempa itu perlu ada edukasi. Selain itu, ia juga berharap BPBD dan Basarnas secara menyeluruh bisa memberikan edukasi yang sama kepada semua elemen masyarakat, tidak hanya pada siswa-siswi saja,” harapnya.

Berkaitan pelaksanaan simulasi ini, salah satu siswi SDIT Insani Rabbani dari kelas 4B, Aura mengaku sudah lebih paham cara menyelamatkan diri jika terjadi gempa.

“Kalau misalnya ada gempa, cari meja yang kuat dan tunduk di bawa meja sampai gempa mereda, dan mengambil barang-barang berharga. Kemudian, lari ke lapangan yang tidak ada pohon atau tiang listriknya,” terang Aura. (*)

Komentar