oleh

Isrullah Disapa Sebagai Bupati Luwu Timur, Ini Reaksinya

MAKASSAR, NARASI TANA LUWU – Calon Bupati Luwu Timur 2024, Ir H Isrullah Achmad disapa sebagai Bupati Luwu Timur. Hal itu terungkap dalam debat publik terakhir yang digelar KPU Luwu Timur di Hotel Claro Makassar, Minggu (17/11/2024) malam akhir pekan kemarin.

“Yang saya hormati bapak Bupati Luwu Timur, pribadi bapak Isrullah Achmad,” kata Calon Wakil Bupati Luwu Timur, Usman Sadik saat mengawali sambutannya dalam debat publik terakhir dalam segmen kedua pendalaman Visi Misi dan Program Kerja Pasangan Calon (Paslon).

Mendengar sapaan itu, Isrullah Achmad langsung bereaksi hormat dan memberikan senyuman hangat kepada tandemnya itu di Pilkada Luwu Timur 2024 ini.

Tak hanya Isrullah Achmad yang beraksi atas sapaan tersebut, bahkan massa pendukungnya di area debat kandidat pun mengaminkan sekaligus memberikan aplaus atas sapaan Bupati Luwu Timur yang disematkan kepada Isrullah Achmad.

Dalam kesempatan itu juga, Usman Sadik tak lupa menyapa rival-rivalnya yang lain dari Paslon Nomor Urut 2 Budiman-Akbar dan Paslon Nomor Urut 3 IBAS-Puspa termasuk, komisioner KPU, aparat keamanan, para panelis, tamu undangan hingga seluruh masyarakat Kabupaten Luwu Timur.

Mengawali pembahasannya, Usman Sadik mengatakan, acara maccera tasi itu selalu dilakukan semenjak terbentuknya Kabupaten Luwu Timur.

Untuk diketahui, pembahasan ritual maccera tasi ini menjadi topik hangat pada debat terakhir paslon bupati dan wakil bupati Luwu Timur yang diselenggarakan KPU Luwu Timur.

“Bupati sebelumnya 2 periode (Andi Hatta Marakarma), kegiatan ini tiap tahun dilaksanakan, bupati selanjutnya (Thorig Husler) juga dilaksanakan,” katanya.

Tentu ini, kata Usman, menjadi kerinduan masyarakat Luwu Timur, karena menjadi budaya dan pegangan masyarakat Luwu Timur.

“Sayangnya, saat paslon 02 (Budiman-Akbar) kurang lebih 4 tahun menjabat, kegiatan ini tidak pernah lagi dilaksanakan,” kata Usman.

Menurut mantan Wakil Ketua II DPRD Luwu Timur ini, masyarakat banyak pertanyakan termasuk, Usman sendiri selaku pimpinan DPRD saat itu.

“Kami sampaikan bahwa pada prinsipnya, ini merupakan bentuk kesyukuran masyarakat Luwu Timur, harus dilaksanakan, tapi sayangnya pemerintahan saat ini tidak pernah lagi melaksanakannya,” keluh Usman.

Menanggapi hal itu, Budiman mengakui, maccera tasi ini pertama sekali dilakukan di zamannya Bupati Andi Hatta.

Sejalan dengan waktu, kata dia, masyarakat semakin religi. “Sehingga kelihatannya kegiatan ini perlu direvisi agar tidak ada benturan spiritual di tengah masyarakat,” katanya.

Sementara itu, menurut paslon Irwan Bachri Syam – Puspawati Husler (Ibas-Puspa), maccera tasi adalah salah satu budaya di Luwu Timur yang harus dikembangkan, agar tradisi tetap terjaga.

Dari segi potensi wisata budaya, Ibas-Puspa akan mengagendakan acara maccera tasi menjadi agenda tahunan untuk pariwisata.

“Selama itu tidak melanggar norma dan agama. Kedepan, kita akan koordinasikan dengan baik. Maccera tasi ini akan diagendakan tahunan dan pemerintah siap membantu dalam hal penganggaran,” tegas Ibas.

Usman yang kembali mendapat kesempatan menanggapi lalu mengajak, maccera tasi tidak dilihat dari ritualnya.

“Saya kira maccera tasi, kita tidak lihat ritualnya, tapi kita melihat dalam bentuk kesyukuran, juga untuk memperkenalkan wisata budaya di Luwu Timur,” katanya. (*)

Komentar