oleh

UMB Palopo Buka Akses Edukasi Kesehatan bagi Komunitas Terpinggirkan

-Palopo-26 views

NARASITANALUWU.CO.ID, Palopo – Program Studi S3 Kesehatan Masyarakat Universitas Mega Buana (UMB) Palopo menginisiasi kegiatan edukasi kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan komunitas nelayan di Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, Jumat (18/07/2025).

Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat dan berkolaborasi dengan Komda PGPKT Palopo (Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian).

Komda PGPKT sebagai sektor utama penanganan gangguan pendengaran turut melibatkan berbagai pihak dalam kegiatan ini, seperti Pemerintah Kota Palopo, TP-PKK, Dinas Perikanan, BPJS Ketenagakerjaan, Bank Muamalat, serta sejumlah dokter spesialis.

Edukasi yang diberikan meliputi pencegahan gangguan ketulian, perilaku hidup sehat, dan pemeriksaan kesehatan bagi anak-anak di SLB serta kelompok nelayan.

Selain edukasi, juga dilakukan pembagian paket sembako kepada masyarakat. Kegiatan ini turut diramaikan dengan pembagian alat bantu dengar serta buku saku panduan perawatan telinga berbasis kearifan lokal.

Ketua Komda PGPKT Kota Palopo, Isnada Firmanza, menyampaikan apresiasi kepada UMB Palopo atas inisiatif dan dukungannya dalam menyukseskan kegiatan ini.

“Kehadiran UMB Palopo di sini menunjukkan kolaborasi yang kuat dan kami berharap kerja sama ini terus berlanjut ke depannya,” ujarnya.

Ketua Program Studi S3 Kesehatan Masyarakat, Prof. Azniah Syam, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari visi dan misi UMB Palopo untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

Selain mahasiswa S3, kegiatan ini juga melibatkan dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran UMB Palopo.

“Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya menyasar satu komunitas tetapi juga bisa menjangkau kelompok lain dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan kesehatan, khususnya dalam hal pendengaran,” jelasnya.

Salah satu mahasiswa Program S3 Kesmas, dr. Iin Fatimah Hanis, menambahkan bahwa buku saku yang dibagikan merupakan panduan perawatan telinga bagi nelayan dan disusun berdasarkan kearifan lokal.

“Buku ini bertujuan membantu nelayan mengenali risiko gangguan pendengaran akibat kebisingan mesin perahu yang mencapai 100 desibel,” jelasnya.

Program ini diharapkan terus berkelanjutan dan menjadi bagian dari langkah preventif dalam menurunkan angka gangguan pendengaran di Kota Palopo.

Komentar