Luwu Timur, Narasi Baru — Dalam waktu dekat ini seluruh sekolah di Luwu Timur akan memasukkan kurikulum tangguh bencana. Ini penting agar seluruh warga utamanya dunia pendidikan siap menghadapi manakala terjadi bencana alam.
Demikian kata Bupati Luwu Timur, Budiman usai mengikuti Webinar Mitigasi dan Kesiagaan Bencana Bangun Budaya Siaga dan aman menuju Sekolah Tangguh Bencana. Selasa (21/12/2021 ) Di Kantor BPBD Luwu Timur.
Menurut Budiman, adalah rancu jika kita yang ditetapkan sebagai daerah rawan bencana tapi tidak punya kesiapan menghadapi bencana.
Olehnya itu sebelum memasukkan kurikulum tangguh bencana di setiap sekolah maka yang harus gencar dilakukan pihak sekolah adalah rutin melakukan mitigasi bencana.
Harapannya anak -anak sudah memiliki pengetahuan dini untuk menyelamatkan diri dan pihak sekolah tahu cara mengevakuasi siswanya.
”Saya minta setelah webinar ini Dinas Pendidikan menjadwalkan sekolah -sekolah untuk melaksanakan mitigasi bencana.” Ungkap Budiman.
Budiman menerangkan, setelah mengikuti webinar ini kita sudah tahu hampir semua jenis bencana itu ada di Luwu Timur. Seperti Gempa Bumi, Kebakaran, Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung, Sisa gunung meletus saja yang tidak ada. Kata Budiman.
Untuk Gempa Bumi kita berada di Sesar Matano yang bersinggungan langsung dengan sesar Palu Koro. Ini menandakan betapa tingginya ancaman bencana alam di Kabupaten Luwu Timur.
”Ternyata sesar Matano ini sangat aktif, inilah yang membuat kita semua harus siaga menghadapi segala bentuk bencana alam yang akan timbul di Lutim.
”Saya berterima kasih kepada PT Vale, sejauh ini Vale sangat peduli dengan mitigasi bencana termasuk menyelenggarakan webinar hari ini. ” Ungkap Budiman.
Kegiatan webinar ini di ikuti pelajar, ASN, Komunitas Relawan, Forkopimda terdiri dari Kejaksaan Negeri Luwu Timur, TNI, Polres Lutim, FKUB, dan Manajemen PT Vale.
Wakil Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Adriansyah Caniago, dalam sambutannya secara virtual mengatakan mendorong penuh dunia pendidikan Luwu Timur untuk gencar melakukan mitigasi bencana.
Hal ini untuk memastikan kesiapan seluruh warga Lutim dalam menghadapi resiko terburuk yang akan ditimbulkan dari bencana alam tersebut.
Lanjut Adriansyah, Pemerintah juga sudah menganjurkan setiap sekolah yang berada dalam status rawan bencana agar memasukkan kurikulum tangguh bencana di sekolah.
Tujuannya agar dunia pendidikan khususnya Luwu Timur mendapat pemahaman menghadapi bencana.
” Harapan saya semakin banyak sekolah melakukan mitigasi bencana itu semakin baik, sejauh ini sekolah di YPS Sorowako yang rutin melakukan mitigasi bencana, semoga ini juga di ikuti sekolah – sekolah lainnya yang ada di Luwu Timur. ” Ujar Adriansyah Caniago.
Webinar ini juga di isi dengan simulasi warga yang tidak siap menghadapi bencana alam yang diwarnai kepanikan tidak terarah dan gesekan fisik yang menimbulkan banyak korban jiwa.
Selanjutnya menampilkan simulasi warga yang siap menghadapi bencana yang tidak panik dan memgamankan diri dititik.yang sudah ditentukan. Dalam simulasi ini ada korban tapi jumlahnya minim. (Acha)
Komentar