LUWU – Proyek Pembangunan Pagar Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Luwu yang dikerjakan oleh CV Raga Mandiri Sejahtera menjadi buah bibir dan mendapat sorotan tajam di kalangan Dunia Kontraktor. Hal itu karena silih bergantinya Tukang yang mengerjakan Proyek tersebut. Apalagi diketahui bahwa buruh yang sekarang melakukan mogok kerja, lantaran upahnya belum terbayar.
Beberapa sumber berita media ini mengungkapkan bahwa sejak berjalannya proyek tersebut sudah tiga (3) kali mengganti tukang, alasannya karena pihak kontraktor tidak komitmen dalam menjalankan kontrak kerja.
“Memang setahu saya pak, tukangnya sudah beberapa kali berganti,, ada yang bilang kontraktornya tidak komitmen, yang lebih parah ada yang bahkan belum menerima upah kerjanya, padahal sudah ada kontrak kerja atau pembicaraan sebelumnya,” Ungkap narasumber.
Contohnya saja, Kepala Tukang Ancu (45) dan Aji Toa (45) yang didatangkan oleh pihak kontraktor yang berasal dari kota Daeng Makassar kepada awak media, Minggu (5/11) di lokasi Proyek mengatakan bahwa dirinya beserta buruh sudah mogok kerja, lantaran pihak kontraktor tidak menepati janji untuk membayar upahnya.
Menurutnya, selama mereka dipekerjakan oleh Rekanan pada Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp490.000.000 dan berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) TA 2023 tersebut hanya baru menerima uang panjar dari pihak kontraktor untuk belanja bahan pokok (makanan-red) kisaran Rp10.150.000,- (Sepuluh juta lebih), sementara upah yang semestinya mereka terima, yakni sebesar Rp27 juta lebih.
Ancu menjelaskan bahwa sesuai kesepakatan di Makassar, “Upah tukang sebesar Rp170 ribu per hari. Sementara Upah Buruh Rp130 ribu per harinya yang dijanji dibayarkan setiap minggunya. Sambung dia, “Dan dijamin beras pak!. Namun sangat disayangkan, jangankan Beras, Air Minum saja tidak pernah ada” Ungkap Ancu.
Namun sialnya, para tukang dan buruh sudah bekerja selama 2 minggu tak pernah dibayarkan upahnya. “ini sudah 2 minggu kami berkerja tapi belum dapat gaji,, kasian kami ini pak!” Cetus Ancu.
Terang Ancu, kerap ia mendapat telepon dari istrinya di Makassar, meminta uang untuk biaya hidup keluarganya, “Istri saya selalu menelpon minta dikirimkan uang pak, dia bilang manami gajinu, kerja jiki kah ato tidak, tidak adami beras di rumah ini (tanya sang istri),” begitu Ancu mengisahkan kepada media.
Senada dengan Ancu salah satu rekannya yang juga merupakan kepala Tukang yakni Aji Toa, juga mengutarakan kekecewaannya, bahwa ia bersama rekannya sebanyak 17 orang dari Makassar datang ke Luwu Dua Minggu lalu untuk mengerjakan Proyek Pembangunan Pagar di Kantor Dinas PUTR Luwu. Namun ketika tiba di Kabupten Luwu, ia dan rekannya ternyata harus membagi 2 proyek sekaligus, sehingga sebanyak 12 orang rekannya bekerja di Proyek pembangunan Pagar PUTR, dan 6 orang lainnya bekerja di Proyek MPP.
“Jadi saya pikir proyek itu Satu tempatji pak, ternyata Dua tempat. Sementara pembicaraan kami waktu di Makassar Satu tempatji dia bilang pak. Tapi karena sudah terlanjur disini kami terpaksa tetap bekerja pak, dan membaginya dengan proyek lain” Lirih Aji Toa dengan kesal.
Lebih jauh ia membeberkan, “Ada 5 orang anggota kami sudah pulang ke Makassar karena tidak terima perlakuan kontraktor. Dan hari ini (minggu 5/11-red) kami mogok kerja karena sudah tidak ada makanan pak, bahkan Air Minum saja pak, terkadang Air Kran kami minum. Barusan kami baku bicara dengan Bu Santi (Bendahara perusahaan Rekanan) berjanji akan membayar Upah kami pada Selasa (7/11) mendatang kalau belum juga dibayar kami akan pulang” Kunci Aji Toa.
Diketahui Proyek Pembangunan Pagar Kantor Dinas PUTR Kab Luwu tersebut berjalan mulai Bulan Juli 2023 dan menelan Anggaran sebesar Rp490.000.000,- yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) TA 2023 serta dikerjakan oleh CV RAGA MANDIRI SEJAHTERA, selama 150 hari kelender.
Hingga berita ini diterbitkan, media ini belum mendapat tanggapan dari pihak rekanan serta pihak Dinas PUTR Kabupaten Luwu. (*)
Komentar